Senin, 04 Juni 2012


Gigs Review

DIONANIKAN OLEH BANE
Oleh Raden Muhammad Suryo Kusumo








16 Juni 2012, Rossi Music Fatmawati dengan lokasi venue yang berpindah ke lantai paling dasar, mengalami sebuah keguncangan. Gempa? Bom? Bukan. Distorsi? YA!  Distorsi yang mengguncangkan Rossi Music pada malam itu berasal dari 4 band Hardcore lokal yang sudah tidak asing di skena Hardcore Indonesia, sebut saja No Request, A Thousand Punches, Lost sight, dan Brave Heart. Mereka, serta penggerak skena hardcore lokal, atau yang notabene disebut “hardcore kids” berkumpul di malam itu tentu karena suatu alasan. Dan alasan mereka berani mengguncangkan Rossi Music adalah, karena sebuah band yang sedang dalam “Southeast Asia Tour 2012”, yaitu BANE.
Yap, band asal Amerika Serikat tersebut datang kembali ke Indonesia untuk yang kedua kalinya, setelah gigs pertama mereka disini tahun 2010 yang bertempat di Masberto CafĂ© Jakarta. Setelah berkunjung ke Jepang, mereka mampir ke Jakarta dan Bandung di tanggal 16 – 17 Mei 2012. Rasa penasaran dan Excitement yang mereka rasakan disini yang mungkin jadi alasan bagi mereka untuk kembali ke Indonesia.
Gigs  ini ternyata benar-benar diadakan di Indonesia, karena acara ngaret sejam dari jadwal yang seharusnya di mulai jam 7, walopun sebenarnya Aaron Bedard (vocalist) sudah stand by di venue untuk berjualan merch dari maghrib. Molornya acara disebabkan karena tiket yang telat datang, dan harus di fotocopy dulu (ya, cukup D.I.Y). Namun, ternyata dengan tiket seharga Rp 40.000 (presale) dan 50.000 (on the spot) sudah termasuk satu CD dari No Request, yang baru saja rilis album. Tiket yang ditunggu – tunggu pun datang, kami yang menunggu sambil melihat merch-merch jualan yang cukup menggiurkan sambil berfoto ria dengan Aaron Bedard akhirnya bisa masuk kedalam venue tepat pukul 8 malam.
Perhelatan yang di gelar oleh TRUESIDE ini dibuka oleh No Request, band yang baru saja merilis album. Suasana belum terlalu memanas pada saat itu, jelas, karena venue masih terhitung sepi pengunjung. Meski sudah terlihat beberapa orang sudah ber-pogo, atmosfir gigs Hardcore belum terasa. Seusai membawakan 3 lagu, No Request mengakhiri aksi mereka di lagu ke-4, dan cukup berhasil membuat atmosfir sedikit memanas. Selang 10 menit, band kedua naik panggung, yaitu A Thousand Punches. Berbeda dengan performer sebelumnya, pada saat ini kondisi sudah mulai cukup ramai, namun, tipikal pengunjung gigs lokal, keragu-raguan untuk masuk ke dalam Mosh Pit masih terlihat di mata mereka. A thousand Punches memanfaatkan jatah 15 menit mereka untuk meramaikan acara sepertinya sukses, karena dengan performance yang cukup baik, paling tidak lumayan banyak yang ber-shout dan sing-along. Sekarang giliran Brave Heart untuk menghabiskan jatah 15 menit mereka di atas panggung. Seperi saya duga sebelumnya, kondisi akan mulai pecah ketika band ini naik panggung, karena band ini cukup memegang gigs-gigs hardcore lokal. Situasi venue sudah mulai sesak dan terasa panas sekali, sampai-sampai setengah dari isi venue keluar untuk mengambil nafas ketika band ini selesai. Tidak lama setelah itu, mereka yang keluar masuk lagi ke venue untuk menyaksikan Lost Sight, band yang cukup veteran di ranah skena hardcore Indonesia. Dengan sekitar 5 lagu, atau 6, saya agak kurang memperhatikan karena sibuk memperhatikan Mosh-Pit  dan jumlah orang yang bershout-shoutan, tidak heran kenapa Mosh-pit bisa segila ini, karena ini adalah salah satu dari comeback show Lost Sight yang sudah terhitung tua. Crowd yang tidak ada capeknya sepertinya haus akan distorsi asing. Ya, distorsi asing, distorsi yang berasal dari setruman gitar Caucasians asal Amerika yang sangat mereka nanti-nanti. Ya, tidak salah lagi, mereka menantikan BANE!
Checksound yang agak lama sedikit membuat jengkel, apalagi di hampir setiap pergantian lagu, mereka selalu checksound ulang. Sepenglihatan saya, crowd dari band-band sebelumnya terlihat berbeda. Entah karena mereka sudah capek, atau mungkin yang masuk ke dalam Mosh-Pit  adalah mereka yang memang menantikan Bane. Terlepas dari semua itu, Bane sangat menyatukan mereka yang muda dan tua, karena tanpa batasan umur, mereka semua berbaur menjadi satu. Karena terlalu sibuk melakukan Body Surfing and Slamming saya agak lupa dengan jumlah lagu yang mereka bawakan. Sekitar 8-10 lagu yang mereka bawakan malam itu, diantaranya adalah Some Came Running, Ali Vs Frazier, The Bold And The Beautiful, One life To live, The Young and Restless, Can We Start Again, dan Speechless. Sebelum memulai beberapa lagu, sang Vocalist, Aaron Bedard, yang malam itu bagaikan seorang rockstar rendah hati karena tidak ada habis-habisnya diminta foto bareng, melakukan semacam penjelasan singkat tentang lagu tersebut. Circle Pits, Body Slamming, Surfing, dan Pogo Dancing tidak bisa terelakan, karena crowd sangat liar ketika itu. Menjelang lagu terakhir, penonton agak sedikit kecewa, karena banyak yang menyerukan “ANTE UP! ANTE UP!”, lagu yang memang mereka belum bawakan, tetapi ternyata memang tidak dimainkan sampai terakhir. Ketika lagu terakhir selesai, Drama Encore pun dimulai. Mereka keluar stage, dan dengan yakin menunggu crowd berteriak ”WE WANT MORE, WE WANT MORE” dan masih terdengar teriakan “ANTE UP! ANTE UP!” sehingga akhirnya mereka kembali lagi, dan memainkan encore, dan menutup gigs dengan As The World Turns.
Bagaikan bermasturbasi setelah sekian lama ditahan, rasa puas sangat dirasakan bagi mereka yang melewati gigs mereka yang pertama kali, seperti saya, sehingga terasa seperti istilah mereka yang menonton band favorite mereka sebagai “Naik Haji”. Walaupun acara ngaret, tetapi acara selesai jam 11 malam, molor sejam dari rencana awal dan mereka yang masih bersekolah tidak jadi dimarahi oleh orang tua yang melarang mereka pulang lebih dari jam 12 malam. Overall, gigs Bane yang masuk dalam rangkaian tour South East Asia Tour 2012 yang di motori oleh TRUESIDE Records tergolong sukses, salut!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar