Jumat, 25 Mei 2012


Song Review
Cinta - Sahabat Bercinta
Oleh Galih Prasetio

Pop-Melayu Belum Mati 




Dalam setiap kisah cinta, takkan bisa lepas dari berbagai masalah, entah itu hadir dari masing-masing individu atau bahkan dari luar, misalnya saja apa yang akan diangkat oleh band satu ini, please welcome Cinta Band.

Dengan nama yang sakral mereka datang dengan lagu yang judulnya lebih berbahaya dari teman tapi mesra, kawan. Lagu ini hadir dengan lirik sederhana, dan amat mudah dipahami. Dan lagu ini berjuduuuul, “Sahabat Bercinta”, guess what? Mereka bercerita tentang kejenuhan yang melanda sebuah hubungan, di mana yang ada hanya rasa tidak menyenangkan yang (katanya) karena pasangan yang mulai menyebalkan, dan kenyamanan yang dicari dari hubungan itu malah berasal dari orang ketiga, yang  adalah kali ini disamarkan sebagai seorang sahabat, dan as usual, sudah punya pasangan juga hmm seems legit ya =.=’. Dari sisi musikalitas, be honest, tidak ada yang jauh berbeda dari band-band lain dengan genre yang sama, musik yang easy listening dengan tempo standard, efek clean, serta permainan lead yang tidak terlalu rumit.

Well, setelah beberapa kali mengerutkan dahi, lagu ini bisa jadi alternative bagi para pecinta musik bergenre pop atau melayu, and for Cinta Band, keep it up for yourself dude ;)



Rabu, 23 Mei 2012


REVIEW GIGS
BANDUNG BERISIK: BECEK, GA ADA OJEK, TAPI SI JEK TETAP JOGED!
Oleh EDI WINANTO



18 dan 19 mei 2012 adalah hari paling ditunggu-tunggu oleh metalhead yang gemar sekali mengucapkan ‘anjing’ dalam setiap kata yang dilontarkannya. Acara musik terakbar Bandung Berisik ke enam diselenggarakan.

Bertempat di Lapangan Udara Sulaiman Jl. Kopo Kabupaten Bandung. Bandung Berisik diselenggarakan dengan totalitas takterbatas, enam puluh band dari berbagai penjuru daerah di Indonesia pun ikut andil dalam perhelatan akbar berbahaya ini. Tanpa sekat dan tanpa membedakan berbagai jenis aliran musik pun Bandung Berisik bisa membuktikan bahwa akal sehat benar-benar wajib digunakan dalam menonton acara musik ini.

berangkulan

Tanpa mengaku-ngaku mengklaim acara terbesar se-asia tenggara atau se-neraka raya, Bandung Berisik membuktikan bahwa acara ini terbesar dari acara yang sudah pernah ada namun, ada beberapa kekurangan yang sedikit harus diperhatikan seperti tata panggung yang seakan membingungkan saat panggung Inferno berhenti, panggung Apocalypse dan Holocaust bermain, penonton menjadi bingung harus memilih salahsatu yang harus ditonton dan mengorbankan satu aksi panggung. Tempat mixing yang mengcover ketiga panggung tersebut terlalu dekat dengan panggung dan menghalangi akses untuk menuju salah satu panggung yang dibatasi dengan pagar, ketika penonton berada di sisi panggung Holocaust dan ingin pindah ke panggung Apocalypse harus berputar melewati panggung tempat mixing tersebut. Apalagi dengan kondisi lapangan yang terluka parah, berlumpur, track yang basah alias becek nggak ada ojek ini tak membuat si jek dan metalhead lemah, semua orang bertahan di Bandung Berisik dengan kondisi apapun. Sebaiknya Bandung Berisik tahun depan cukup dengan dua panggung saja yang bergantian menampilkan kegilaan masing-masing band, dan yang paling penting tahun depan seluruh metalhead wajib udunan untuk mengkramik Lanud Sulaiman ‘biar teu becek bray hihihi


Ieu teh panggung pertunjukan?!!!

munding pak taninya mana?!!
Secara keseluruhan acara ini "keren pisan ceuk sayah mah bro, rada diseksian deui saeutik SPGna haha’Kalau bisa sediakan tempat untuk berfoto dengan SPG agar pengunjung tidak berfoto disembarang tempat haha just kidding."

Semoga setelah datang ke Bandung Berisik teman-teman menjadi metalhead yang mabrur amin yeaaaah \m/     

Sabtu, 19 Mei 2012

Song Review
Climacteric - The Journey.
Oleh Galih Prasetio

This not a brand new project of freemason









Akhir tahun 2010, 5 pemuda berkumpul bersama dengan impian mereka akan dunia baru, dan cita-cita untuk menguasai dunia, mereka bergerak di bawah sebuah nama.. please welcome, CLIMACTERIC!

Calm down conspiracy theory believers, they’re not a brand new project of freemason or something like that (i think =D), mereka hadir sebagai band dengan aliran neo progressive post-rock! Damn, aliran yang cukup langka di bumi pertiwi ini bukan? Namun tidak asing lagi bagi para penggemar 30 Seconds To Mars, Pure Reason Revolution atau Angel & Airwaves.

Dan kali ini CLIMACTERIC hadir dengan single ‘The Journey’, sebuah lagu yang awesome (seriously) dan siap membuai telinga serta menstimulasi pikiran kita dengan musik yang catchy. Lagu ini bercerita tentang dunia baru yang telah tiba, saatnya menunjukan diri kepada dunia tanpa rasa takut, melalui lagu ini mereka berkata ‘mau show off?? Ini waktunya mang!’.

Guess what? Penggemar 30 Seconds To Mars pasti akan merasa familiar dengan lagu ini, permainan drum yang atraktif serta efek-efek futuristik yang dimunculkan terdengar amat terinfluence dari band milik Jared Leto itu, dan WOW suara crowds!! yap they have crowd’s sounds too (i’ts really impress me!). Tapi tunggu kawan, permainan keyboard dan pengaturan tempo yang amat berhati-hati mereka cukup membuat lagu ini berbeda.

Tidak usah memikirkan dunia baru apa yang mereka maksud, atau bahkan terlalu mengaitkan hal itu dengan teori-teori yang beredar, perubahan positif menjadi pribadi yang lebih baik memang selalu dibutuhkan dasein bukan? =) Well, CLIMACTERIC telah membawa sebuah perubahan dengan keberanian mereka menjadi berbeda di belantika musik kita.

Enjoy this song, give them thumbs up and give me hi-five!!!!! =D


Preview Lagu


Silakan Unduh Secara Brutal. :)

 

Rabu, 16 Mei 2012


 CERITA SEPUTAR KERIAAN PADA HARI MINGGU
oleh Audri Rizky




Peluncuran atau yang (di)lazim(kan) disebut  launching merupakan sebuah ritus yang sering dilakukan oleh sebuah records untuk memperkenalkan serta mempertunjukan wacana yang menjadi manifestasi mereka terhadap apresiator. Mungkin jikalau dikomparasikan sama pentingnya dengan tradisi aqiqah.

Hmm, bagi saya pribadi merupakan sutau kenikmatan tersendiri,tatkala melihat tumbuhnya simpul – simpul baru yang (mungkin) akan menjadi sebuah trigger bagi sebuah regenerasi dalam wacana youth culture,salah satu infrastrukturnya yaitu records label.

Yeah, Blue Records sendiri merupakan records label yang baru saja merilis album kompilasi  yang berisikan varian dari bebunyian  di atas 200 desibel berpretensi sebagai penanda akan tumbuhnya simpul, insiatif, gairah akan kultur keriaan. Ditambah sang founding members masih di kisaran usia 20-an awal,hmm… wheter he will be the next Clare Wadd ?,hehe.

Secara keseluruhan,berbagai varian penampil di hari tersebut mampu menggairahkan serta merepresentasikan akan sebuah gairah kultur muda.Hmmm…,sedikit koreksi (mungkin) yang sedikit annoyed yaitu mengenai teralu banyaknya penampil yang justru (bagi beberapa orang) akan membuat mood  naik – turun,serta kurang selektifnya para peng-organisir keriaan tersebut dalam berbagi/mengajak beberapa penampil hingga pendukung acara. Overall ,keriaan di hari Minggu tersebut mampu melepaskan penat saya paska kejumudan yang melanda paska UTS, dan bersiap mengisi tenaga untuk mengunyah rutinitas keesokan harinya. Yeah, semoga keriaan ini menjadi trigger akan terjaganya gairah kultur keriaan.

Loh kok,jadi terkesan diary semi close minded gini?.Ahh,namanya juga dalam proses eksperimen menulis jurnalisme sastrawi

Minggu, 13 Mei 2012


"NOT FOR SALE", ACARA YANG MERIAH DAN MULIA.
Oleh Edi Winanto
Fotografi oleh Arif Hidayah

Sebuah acara amal bertajuk 'NOT FOR SALE' Diselenggarakan rabu 9 mei 2012 oleh beberapa mahasiswa ‘berbahaya’ Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD. Mulai sekitar pukul empat sore, setelah molor dari jadwal yang telah direncanakan panitia. 28 band memeriahkan acara amal tersebut, tanpa mengkotakkan berbagai jenis musik, metal, death metal, hardcore, hingga reaggae pun tampil dalam acara ini dan saling menghormati. Ratusan penonton memenuhi lapangan basket FIKOM, terlihat berbahagia menyaksikan acara ini, warlok atau warga lokal juga hadir dan berbaur dengan para mahasiswa yang kece-kece, mereka berpogo ria meskipun hari semakin gelap. Tak ada kerusuhan atau gesekan yang terjadi dalam acara ini, semua berjalan dengan lancar dari awal hingga penghujung acara. Band pengisi acara tidak hanya mahasiswa dari FIKOM saja, ada pula band yang sengaja diundang dari luar kampus bahkan luar kota.

Kemeriahan Acara. Kabeh goyang..hahaha


Acara yang sangat meriah didukung oleh cuaca yang bersahabat, semua penonton menggila saat band tuan rumah bernama Belaga Rockstar dengan personilnya yang memang belaga seperti rockstar memenuhi panggung yang ukurannya selebar daun kelor, lanjut dengan Market Side band campuran antara Fikom dengan Ilmu Budaya yang mengusung aliran dark metal, vokalis Market Side adalah penanggung jawab dari acara amal ini, hobinya tak mengenakan alas kaki saat beraksi di atas panggung. Kemudian Diskusi Ilmiah band menggegerkan panggung amal dengan lirik-lirik unik dan menggelitik seperti Wiro Sableng, petani hara-kiri, seragammu tak mencerminkan otakmu. Rockflames Island adalah band terakhir yang mengorgasmekan seluruh penonton yang hadir dengan lagu-lagu hardcorenya seperti ‘hooligan’, ‘think twice’, dan satu lagu dari Puppen berjudul ‘atur aku’. Acara tersebut usai dan klimaks.
Rockflames Island

Diskusi Ilmiah

Market Side


Sebagian hasil penggalangan dana yang diadakan oleh panitia jauh-jauh hari tersebut telah disumbangkan kepada sebuah panti asuhan di daerah Jatinangor bernama KJ21, untuk membantu saudara yang putus sekolah. Acara yang meriah dan bertujuan mulia. 

Sabtu, 12 Mei 2012


Song Review
The Clouds - Guide Me To Your Door

"Persembahan Dari Dosa yang Manis"
oleh Galih Prasetio





Menurut legenda yang ada,band satu ini berkali-kali berganti personil, dan pada akhirnya mereka berdiri di atas nama The Clouds. Dan kini,tanpa tersesat mereka hadir dengan single mereka 'Guide Me To Your Door',

Well,The Clouds merasa amat berdosa dan terlempar jauh dari jalur yang seharusnya, tapi nampaknya apapun yang telah mereka lakukan itu menjadi dosa yang manis karena menginspirasi mereka membuat lagu ini. Lagu ringan yang bercerita seorang manusia yang menyesal akan apa yang telah dilakukannya, karena setelah semua yang dilewati,yang didapat hanya rasa bersalah dan kehampaan.

Tema yang simple untuk sebuah lagu, namun The Clouds berhasil meraciknya sedemikian rupa, hingga membuahkan pengakuan dosa yang unik, sebuah lagu indie-pop dengan nada-nada yang mudah dicerna telinga tanpa membuat kita butuh bimbingan. Lirik penuh penyesalan diiringi musik yang easy dan angst-free khas indie-pop, tidak membuat kita terperangkap di kebingungan seperti The Clouds di lagu ini.

Walau terdengar sangat terinfluence The Cure, permainan melody yang simple berpadu dengan ketukan drum yang khas seperti di single mereka 'Samar', membuat lagu ini masih memiliki orisinalitas The Clouds.

Well dude,saya ga butuh rambut ala Robert Smith untuk menikmati lagu ini, cukup pejamkan mata dan nikmati, dan dua jempol saya naik untuk memuji lagu yang keren ini.

nah,silahkan nikmati,ini bukan sebuah dosa kok =D



Preview Lagu ---> 

Jumat, 04 Mei 2012

Song Review: Will I am - Divine Coressica
by Galih Prasetio









Wahyu dari "Jiwa yang Suci"

Menjadi berbeda adalah sulit, apa lagi jika berada di tengah lingkungan yang 'latah', Divine Coressica berdiri dan meneriakkan musik mereka, mencoba menandai perbedaan diri mereka dari substansi lain, mereka membuat sebuah senyawa musik langka yang terdiri dari partikel christian, hardcore dan ambient.

Dan kali ini mereka coba tuangkan dalam single mereka 'Will i Am (William)'. untuk musiknya, bisa di tebak, distorsi gitar dan dentuman double pedal mendominasi lagu ini, dan efek synth 'membumbui'lagu ini sedemikian rupa sehingga suasana lagu gelap mengiringi scream vokal, di tengah-tengah lagu saya cukup terkejut dengan adanya suara khas lagu screamo, yap, nada melengking diiringi scream, lalu menjelang akhir, growl berat dengan tempo melambat memberikan kesan gelap lebih mendalam pada lagu ini.

Well, jujur saya bingung awalnya ketika mencoba memahami makna yang terkandung di lagu ini, karena Divine Coressica mencoba memasukkan unsur gospel ke dalam lagu ini, juga kerena lirik yang mereka buat dalam english menurut saya termasuk "unik", sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk mengerti, at last, yg bisa saya simpulkan mengenai lagu ini adalah, kisah seseorang (yang bisa jadi adalah william) yang merasa kehilangan arah dan jauh dari "cahaya", kemudian tersadarkan dengan datangnya wahyu dari "jiwa yang suci", dan william dituntut untuk bertahan tanpa rasa takut, karena harapan selalu datang bagi mereka yang percaya, percaya pada cahaya dari "Tuhan" dan tetap berpegang kepada wahyu yang ada.



GIGS

JAM OURS & ROCK & ROLL