16 Juni 2012, Rossi Music
Fatmawati dengan lokasi venue yang berpindah ke lantai paling dasar, mengalami
sebuah keguncangan. Gempa? Bom? Bukan. Distorsi? YA! Distorsi yang mengguncangkan Rossi Music pada
malam itu berasal dari 4 band Hardcore lokal yang sudah tidak asing di skena
Hardcore Indonesia, sebut saja No Request, A Thousand Punches, Lost sight, dan
Brave Heart. Mereka, serta penggerak skena hardcore lokal, atau yang notabene
disebut “hardcore kids” berkumpul di malam itu tentu karena suatu alasan. Dan
alasan mereka berani mengguncangkan Rossi Music adalah, karena sebuah band yang
sedang dalam “Southeast Asia Tour 2012”, yaitu BANE.
Yap, band asal Amerika Serikat
tersebut datang kembali ke Indonesia untuk yang kedua kalinya, setelah gigs pertama mereka disini tahun 2010
yang bertempat di Masberto Café Jakarta. Setelah berkunjung ke Jepang, mereka
mampir ke Jakarta dan Bandung di tanggal 16 – 17 Mei 2012. Rasa penasaran dan Excitement yang mereka rasakan disini
yang mungkin jadi alasan bagi mereka untuk kembali ke Indonesia.
Gigs
ini ternyata benar-benar diadakan di
Indonesia, karena acara ngaret sejam dari jadwal yang seharusnya di mulai jam
7, walopun sebenarnya Aaron Bedard (vocalist) sudah stand by di venue untuk
berjualan merch dari maghrib. Molornya acara disebabkan karena tiket yang telat
datang, dan harus di fotocopy dulu (ya, cukup D.I.Y). Namun, ternyata dengan
tiket seharga Rp 40.000 (presale) dan 50.000 (on the spot) sudah termasuk satu
CD dari No Request, yang baru saja rilis album. Tiket yang ditunggu – tunggu
pun datang, kami yang menunggu sambil melihat merch-merch jualan yang cukup
menggiurkan sambil berfoto ria dengan Aaron Bedard akhirnya bisa masuk kedalam
venue tepat pukul 8 malam.
Perhelatan yang di gelar oleh
TRUESIDE ini dibuka oleh No Request, band yang baru saja merilis album. Suasana
belum terlalu memanas pada saat itu, jelas, karena venue masih terhitung sepi
pengunjung. Meski sudah terlihat beberapa orang sudah ber-pogo, atmosfir gigs Hardcore belum terasa. Seusai membawakan 3
lagu, No Request mengakhiri aksi mereka di lagu ke-4, dan cukup berhasil
membuat atmosfir sedikit memanas. Selang 10 menit, band kedua naik panggung,
yaitu A Thousand Punches. Berbeda dengan performer sebelumnya, pada saat ini
kondisi sudah mulai cukup ramai, namun, tipikal pengunjung gigs lokal,
keragu-raguan untuk masuk ke dalam Mosh
Pit masih terlihat di mata mereka. A thousand Punches memanfaatkan jatah 15
menit mereka untuk meramaikan acara sepertinya sukses, karena dengan
performance yang cukup baik, paling tidak lumayan banyak yang ber-shout dan sing-along. Sekarang giliran Brave Heart untuk menghabiskan jatah
15 menit mereka di atas panggung. Seperi saya duga sebelumnya, kondisi akan
mulai pecah ketika band ini naik panggung, karena band ini cukup memegang
gigs-gigs hardcore lokal. Situasi venue sudah mulai sesak dan terasa panas
sekali, sampai-sampai setengah dari isi venue keluar untuk mengambil nafas
ketika band ini selesai. Tidak lama setelah itu, mereka yang keluar masuk lagi
ke venue untuk menyaksikan Lost Sight, band yang cukup veteran di ranah skena
hardcore Indonesia. Dengan sekitar 5 lagu, atau 6, saya agak kurang
memperhatikan karena sibuk memperhatikan Mosh-Pit
dan jumlah orang yang
bershout-shoutan, tidak heran kenapa Mosh-pit
bisa segila ini, karena ini adalah salah satu dari comeback show Lost Sight
yang sudah terhitung tua. Crowd yang tidak ada capeknya sepertinya haus akan distorsi
asing. Ya, distorsi asing, distorsi yang berasal dari setruman gitar Caucasians asal Amerika yang sangat
mereka nanti-nanti. Ya, tidak salah lagi, mereka menantikan BANE!
Checksound yang agak lama
sedikit membuat jengkel, apalagi di hampir setiap pergantian lagu, mereka
selalu checksound ulang. Sepenglihatan saya, crowd dari band-band sebelumnya
terlihat berbeda. Entah karena mereka sudah capek, atau mungkin yang masuk ke
dalam Mosh-Pit adalah mereka yang memang menantikan Bane.
Terlepas dari semua itu, Bane sangat menyatukan mereka yang muda dan tua,
karena tanpa batasan umur, mereka semua berbaur menjadi satu. Karena terlalu
sibuk melakukan Body Surfing and Slamming
saya agak lupa dengan jumlah lagu yang mereka bawakan. Sekitar 8-10 lagu
yang mereka bawakan malam itu, diantaranya adalah Some Came Running, Ali Vs Frazier, The Bold And The Beautiful, One life
To live, The Young and Restless, Can We Start Again, dan Speechless. Sebelum memulai beberapa
lagu, sang Vocalist, Aaron Bedard, yang malam itu bagaikan seorang rockstar
rendah hati karena tidak ada habis-habisnya diminta foto bareng, melakukan
semacam penjelasan singkat tentang lagu tersebut. Circle Pits, Body Slamming, Surfing, dan Pogo Dancing tidak bisa terelakan, karena crowd sangat liar ketika
itu. Menjelang lagu terakhir, penonton agak sedikit kecewa, karena banyak yang
menyerukan “ANTE UP! ANTE UP!”, lagu yang memang mereka belum bawakan, tetapi
ternyata memang tidak dimainkan sampai terakhir. Ketika lagu terakhir selesai,
Drama Encore pun dimulai. Mereka
keluar stage, dan dengan yakin menunggu crowd berteriak ”WE WANT MORE, WE WANT
MORE” dan masih terdengar teriakan “ANTE UP! ANTE UP!” sehingga akhirnya mereka
kembali lagi, dan memainkan encore, dan menutup gigs dengan As The World Turns.
Bagaikan bermasturbasi setelah
sekian lama ditahan, rasa puas sangat dirasakan bagi mereka yang melewati gigs
mereka yang pertama kali, seperti saya, sehingga terasa seperti istilah mereka
yang menonton band favorite mereka sebagai “Naik Haji”. Walaupun acara ngaret,
tetapi acara selesai jam 11 malam, molor sejam dari rencana awal dan mereka
yang masih bersekolah tidak jadi dimarahi oleh orang tua yang melarang mereka
pulang lebih dari jam 12 malam. Overall, gigs Bane yang masuk dalam rangkaian
tour South East Asia Tour 2012 yang di motori oleh TRUESIDE Records tergolong
sukses, salut!