Similar Bands: Blooded Suicide, Bring Her
Head to Athena, Impending Doom, Whitechapel, Emmure.
Oleh : M. Athif Aiman
Penguhujung
tahun 2013 bisa menjadi akhir yang memuaskan dengan banyaknya rilisan label
independen lokal yang semakin beragam dan berkualitas tinggi, sedangkan ini
juga bisa menjadi awal kesegaran yang baik bagi para pendengar musik yang
jengah dengan gempuran musik setahun penuh yang lalu. Krack (Alfis-vocal,
Firdi-Guitar, Fahmi-Guitar, Vino-Bass, dan Ryo-Drum), unit deathcore dari kota
hujan, Bogor ini bisa menjadi kesegaran dengan agresifitas tinggi di penghujung
tahun 2013. Vicious Circle menjadi rilisan yang cukup diperhitungkan dan bisa
menjadi ancaman terbaru bagi sineas musik garis keras dengan segala variannya.
Mungkin sudah banyak yang mengetahui mereka, sejak masuk sebagai nomine Best
Metal Song di ICEMA (Indonesia Cutting Edge Music Award) 2013 dan masuknya
mereka di penyisihan line up Bandung
Berisik Versus The World 2013 lalu.
Debut album
penuh mereka yang pertama ini sangat dianjurkan bagi para penggila musik Death Metal bercorak Hardcore yang bosan dengan stereotype musik seragam
selama ini. Walaupun selintas saat saya mendengarkan album ini langsung
terlintas nama Impending Doom, sejauh
ini dalam skala rilisan nasional belum ada yang dapat disandingkan atau sepadan
dengan rilisan Deathcore yang satu
ini. Vicious
Circle sepertinya ingin menjadi payung yang mewakili siklus 10 track di dalamnya yang menggambarkan
realita keburukan yang telah menjadi normalitas di kehidupan kita. 10 track di dalamnya memang lekat dengan
tema sosial, politik dan pandangan personal terhadap kejemuan realita hidup.
Track pembuka Sculpture
menjadi intro pembuka ringan yang
telah menggambarkan warna musik dalam album penuh ini secara keseluruhan. Dilanjutkan
dengan Mutually Constructed, akan
segera menggepur dengan sergapan bomb
blasting diikuti seruan “We’re living
under other influence(s). We never
really have freedom!” terbalut apik dalam keseluruhan lagu. “You’ll never survive!” ujaran penggambaran
bahwa kita tak akan bisa selamat dalam sebuah panorama penuh kesengsaraan
terkandung dalam track ke tiga bertajuk Land
of Misery. Dalam track ini masih tetap terjaga agresifitas yang coba
dibalut dengan melodisnya bagian solo gitar di penghujung track. Psikis
nominal, menjadi satu-satunya lagu berbahasa Indonesia dalam album ini. Kritik
tentang pola pikir para penguasa intelek haus harta dan tahta mencoba untuk
merangsek kedalam nalar pendengar yang semoga bisa membuka pola pikir mereka.
Kesan yang sama masih terasa dalam track ke
lima berjudul Infection. Sempat
mendengarkan versi demo dari lagu ini maka akan tercitra betapa jauhnya
keseriusan dan kematangan Krack dalam
penggarapan album ini. Dilanjutkan dengan Absence
of Existential sebagai track
instrumental penanda rehat yang sederhana untuk menandai bahwa petuah
kengerian dengan agresifitas tinggi masih akan berlanjut. Decentralized yang dominan dengan blast beat menjadi track
yang saya rasa paling unggul dan menjadi lagu yang tepat sebagai penanda
dimulainya kembali kebuasan Krack
yang belum tuntas. Disongsong oleh cover
version dari Doomsayer milik Hatebreed di track ke delapan yang membuat kesan bahwa Vicious Circle patut disandingkan dengan rilisan skala International
bercorak sama lainnya. Manipulated Will
di track selanjutnya, semakin
mengambarkan keterkekangan hasrat manusia yang termanipulasi dan menyatakan “Your being slave!”. Outro bertajuk Unconscious menjadi track
penutup yang brilian dan mengajak kita untuk ber-headbang ringan sambil menikmati syahdunya sayatan solo gitar
sampai penghujung lagu.
Sayang dalam
pembuatan cover album, artwork yang dipilih untuk mewakili Vicious Circle kurang begitu memuaskan. Packaging album ini juga kurang begitu
sepadan bila dibandingkan dengan 10 track
di dalamnya yang begitu buas dan patut diperhitungkan sebagai rilisan berbahaya
sepanjang 2013. Secara keseluruhan Vicious
Circle dari Krack sangat layak
untuk menambah perbendaharaan playlist
garis keras anda di rumah.