Jujur saya termasuk jarang mendengarkan rilisan
tipikal NOFX,MXPX,dll. Terdapat
kesulitan tersendiri tatkala saya diminta untuk mengulas album kedua dari BFDF yang bertitel Alienation.
Ok, kita mulai dari penamaan.BFDF? Nama yang cukup mudah untuk diingat. Sayang, saya belum
menemukan korelasi antara nama dengan citraan yang mereka hantarkan (dari segi lirik,
visual, sound, higgga attitude). Sempat saya bertanya kepada
Dzikri, salah satu orang yang bertanggung jawab dalam departemen lirik dan
gitar, saat pesta perilisan album mereka yang juga diorganisir oleh Blue Records Label, beberapa minggu yang lalu. ”Euweuh
artina mang BFDF mah,” jawab Dzikiri. (ga ada artinya om.red).
(Mungkin) penamaan tersebut merupakan citraan
bersenang-senang ala mereka yang notabene
telah memasuki fase “pay it own bills”. Namun sangat
disayangkan, apabila suatu nama tidak mendapat perhatian serius dalam mengonstruksi
citra dan karakter sebuah grup musik. Untuk artwork
cukup menarik. Namun kurang top notch
dalam menarik perhatian para pendengar. Terkesan asal ada dalam pengemasan layout album ini.
Selanjutnya,
kita masuk ke zona audio. Dimulai dari track Terkapar Sendiri yang sayangnya masih kental dengan Sendal Jepit – esque nan menjemukan. Begitu pula dengan track – track berbahasa
Indonesia lainnya. Entah mengapa sudah
terlalu banyak katalog rilisan Melodic
Punk/Punk Rock (whatever you call it)
berbahasa Indonesia yang belum lepas dari bayang – bayang Sendal Jepit- esque , khususnya di Bandung. Mungkin menjadi
tamparan cukup keras terhadap scene Melodic
Punk di tanah air. Atau memang karena diri saya saja yang kurang mendengar
rilisan – rilisan dari scene Melodic Punk
berbahasa Indonesia lainnya? Ada yang bisa membantu menyebutkan?
Untuk departemen lirik berbahasa Inggris cukup top notch. Diantaranya nomor 1 of 5 dan God’s Existence yang cukup memancing orang untuk berwacana.
Overall, cukup menjadi pijakan bagi BFDF untuk kedepannya memproduksi rilisan yang lebih baik lagi. Anggap
saja ulasan ini sebagai lecutan dan tanda sayang dari kawan – kawan Blue Records Label. Oh ya, salut untuk
kalian yang masih mempunyai keberanian untuk merilis sebuah album, dibandingkan
berjuta – juta band yang seumur hidupnya
hanya memproduksi kaos yang entah juntrungannya dan keuntungannya hanya berupa
profit semata.
Rate : 3 of 5
By: Audry Rizki Prayoga
Photographer: R.M. Suryokusumo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar